MORFOLOGI
PERSPEKTIF & PENERAPANNYA
(Ibrahim,M.Pd.)
Morfem,Morf, Alomorf, dan Kata
Morfem adalah satuan gramatik yang
paling kecil dan tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya. Morfem dibagi 2
(dua) : 1. Morfem yang hanya mempunyai satu struktur fonologik. Seperti :
morfem / baca / 2. Morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologik
Seperti : morfem meN mempunyai
struktur fonologik mem-,men- ,meny-,meng-, menge-dan,me-. Bentuk-bentuk seperti
mem-,men-,meny-, meng- , menge-, dan me- adalah morf dan semuanya itu
adalah alomorf morfem meN
Contoh lain : morfem ber-
terdiri dari morf ber-,pada berjalan morf be-, pada
bekerja dan morf bel- pada belajar. Ketiganya, yakni be- ber-,-,dan
bel- adalah alomorf morfem ber-
Disamping istilah morfem, morf, dan
alomorf terdapat istilah kata. Kata merupakan dua macam satuan, ialah satuan
fonologik dan satuan gramatik. Pengertian kata sendiri menurut Ramlan (1983)
adalah satuan bebas yang paling kecil atau setiap satuan bebas merupakan kata.
Kata sebagai satuan fonologik,
Terdiri dari satu atau beberapa
suku. Suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Misal kata /belajar/
terdiri dari tiga suku kata ialah bel, la, dan jar. Suku be terdiri dari dua
fonem. Suku la terdiri dari dua fonem dan jar terdiri dari tiga fonem. Jadi
kata belajar terdiri dari tujuh fonem. /b/,/e/,/l/,/a/,/j/,/a/,dan /r/.
Kata sebagai satuan gramatik,
Terdiri dari satu atau beberapa
morfem. Kata belajar terdiri dari dua morfem, ialah morfem ber- dan morfem
ajar.
Deretan Morfologik, Hirarki Bahasa,
Bentuk Dasar, dan Bentuk Asal
Deretan morfologik adalah suatu
deretan atau daftar yang memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan
artinya. Deretan morfologik berguna dalam penentuan morfem-morfem dari kata
yang ada.
Misal : kata kejauhan harus
dibandingkan dengan kata-kata lain dalam deretan morfologik.
Kejauhan, menjauhkan, dijauhkan. Dari
hal tersebut dapat disimpulkan morfem jauh dapat dipastikan kata terjauh
kejauhan terdiri dari dua morfem yakni jauh dan morfem ke-an.
Berjauhan, menjauhi, dijauhi
Hirarki Bahasa
adalah urutan-urutan satuan-satuan
gramatik dari bentuk kompleks ke unsur pembentuknya.
Contoh kata : berpakaian kalau
diurutkan menjadi Berpakaian jadi unsur yang membentuk kata berpakaian bukan
ber-, pakai, dan –an, melainkan ber- dan pakaian. Selanjutnya pakaian pakaian
terdiri dari unsur pakai dan -an ber pakai an. Jadi kata berpakaian terbentuk
dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber-, selanjutnya pakaian dari bentuk
dasar pakai dengan afiks –an. Sedangkan bentuk asal dari kata berpakaian adalah
pakai.
-Bentuk asal adalah satuan yang
paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata kompleks
-Bentuk dasar ialah satuan baik
tunggal maupun kompleks yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih
besar.
Coba hirarkikan kata
berperikemanusiaan dan tentukan pula bentukan dasar dan asalnya!
Proses Morfologis
Ialah proses pembentukan kata-kata
dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam bahasa Indonesia
terdapat tiga proses morfologik, yakni proses pembubuhan afiks, proses pengulangan,
dan proses pemajemukan.
Kalau dikaji sebenarnya ada satu
proses yang disebut proses perubahan zero. Proses ini hanya meliputi jumlah
kata tertentu, ialah kata-kata makan, minum, minta, dan mohon yang semuanya
termasuk kata verbal transitif.
Proses Pembubuhan Afiks/Afiksasi
Pembubuhan imbuhan (afiks) pada
suatu satuan baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks. Afiks
adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur
yang bukan kata yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain yang
membentuk kata atau pokok kata baru. Jadi yang dipandang sebagai afiks adalah
unsur kemungkinan melekatnya pada satuan-satuan lain lebih banyak.
Penelitian yang dilakukan terhadap
bentuk-bentuk kata dalam bahasa Indonesia terdapat afiks secara umum di bawah
ini:
prefiks
|
infiks
|
sufiks
|
meN-
ber-
di-
ter-
peN-
pe-
se-
per-
pra-
ke-
maha-
para-
|
-el-
-em-
-er-
|
-kan
-an
-i
-nya
-wan
-wati
-is
-man
-da
-wi
|
Selain itu ada istilah konfiks dan
simulfiks dalam morfologi bahasa Indonesia.
Bahkan kridalaksana (1985)
menyebutkan enam afiks,yaitu : prefiks,infiks,sufiks, simulfiks, konfiks, dan
superfiks.
Konfiks berasal dari kata confero
yang berarti bersamaan. Menurut Alwi (1998:32) konfiks adalah gabungan prefiks
dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan.
Contohnya : ke-an pada kelaparan yang diimbuhkan secara serentak. Tidak ada
kelapar dan laparan. Disebutkan ada empat konfiks, yaitu : ke-an,
peN-an,per-an, dan ber-an. Sedangkan simulfiks adalah kebalikannya,yakni
dimbuhkan secara tidak bersamaan. Contohnya: meN-i pada memukuli, yang pertama
kali dilekatkan adalah meN+pukul menjadi memukul lalu +- i menjadi memukuli.
Sementara Ramlan (1983:52) menyebut
simulfiks adalah afiks yang mempunyai kemampuan melekat bersama-sama pada satu
bentuk dasar, diantaranya : peN-an, pe-an,per-an,ber-an,ke-an, dan se-nya.
Ramlan tidak menyebut adanya konfiks.
Sedangkan kridalaksana (1985:20)
simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang
dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia diterapkan dengan
nasalisasi. Simulfiks masih dianggap oleh Kridalaksana terdapat dalam bahasa
tidak baku. Contoh : kopi menjadi ngopi.
Afiks Asli dan Asing, Produktif dan
Improduktif
Bentuk afiks pra-, a-, -wan, -is,
-man, dan –wi adalah berasal dari bahasa asing. Afiks asing dapat digolongkan
dalam afiks bahasa Indonesia jika afiks-afiks tersebut keluar dari
lingkungannya atau mampu melekat pada satuan lain yang tidak berasal dari
bahasa aslinya. Contoh : satuan –in pada muslimin, dan –at pada muslimat, -if
pada sportif, im- pada improduktif belum dapat dimasukkan ke dalam afiks bahasa
Indonesia.
Afiks produktif ialah afiks yang
memiliki kesanggupan yang besar untuk melekat pada-pada kata-kata atau
morfem-morfem dan bahkan mampu membentuk kata-kata baru. Contoh : afiks –wan
meskipun dari bahasa asing, mampu membentuk kata-kata baru, seperti : hartawan,
jutawan, sukarelawan, usahawan, karyawan, sastrawan, wartawan dan lain-lain.
Afiks improduktif merupakan
kebalikan dari afiks produktif. Contoh : -man yang hanya terdapat pada seniman
dan budiman. Afiks –el-, -em-,dan -er- yang hanya terdapat pada gelegar,
gemetar, gemuruh, gerigi, seruling. Afiks –da yang hanya pada hubungan keluarga
: adinda, kakanda, pamanda, ibunda.
Dapat ditelaah afiks produktif
meliputi : meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, se-,per-, ke-, maha-, para-, -kan,
-an, -I, -wan, ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya. Sedangkan afiks
improduktif : pra-, a-, -el-, -em-,-er-, -wati, -is, -man, -da, dan –wi.
Proses Pengulangan/Reduplikasi
Pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Bagaimana menentukan bentuk dasar
kata ulang?
1. Pengulangan pada umumnya tidak
mengubah golongan kata. Kalau kata ulang kata kerja, maka bentuk dasarnya pasti
kata kerja. Contoh : berkata-kata(kata kerja) berkata(kata kerja) Nyanyi-nyanyian
(kata nominal) nyanyian (nominal). Ada pula pengulangan yang mengubah golongan
kata dengan pengulangan se-nya. Contoh : setinggi-tingginya(kt.keterangan)
tinggi(sifat)
2. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang
terdapat dalam penggunaan bahasa.
Contoh : mempertahan-tahankan mempertahankan, bukan
mempertahan atau tahankan
Kemerah-merahan terdapat dua kemungkinan, bisa bentuk
dasarnya merah atau kemerahan. Hal ini berefek pada penggolongan kata ulang.
Kalau bentuk dasarnya merah termasuk kata ulang kombinasi dengan afiksasi,
kalau kemerahan termasuk kata ulang sebagian.
Macam-Macam Reduplikasi
Berdasarkan cara mengulang bentuk
dasarnya, reduplikasi dibagi menjadi :
1. Pengulangan
seluruh. Bentuk dasarnya diulang seluruhnya. Contoh : pengertian pengertian-pengertian.sekali
sekali-sekali
2. Pengulangan
sebagian. Bentuk dasar tidak diulang seluruhnya dan biasanya bentuk dasarnya
berupa kata kompleks. Contoh : mengambil mengambil-ambil ketiga ketiga-tiga,
pertama pertama-tama berapa beberapa
3. Pengulangan
yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Bentuk dasarnya diulang
seluruhnya dan berkombinasi dengan afiks.
Contoh
: rumah rumah-rumahan hitam kehitam-hitaman dalam sedalam-dalamnya
4. pengulangan
dengan perubahan fonem. Yang diulang bentuk dasarnya dengan ada perubahan
fonem. Contoh : bolak-balik dari bentuk dasar balik, karena selain balik terdapat
kebalikan, membalikkan, dibalik, sebaliknya. Ramah-tamah ramah sayur-mayur
sayur
Proses Pemajemukan
Kata yang terdiri dari dua ka
sebagai unsurnya. Satuan yang merupakan cirri-ciri kata majemuk:
1. Salah satu atau semua unsurnya
berupa pokok kata
Pokok kata adalah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri
sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatikal tidak memiliki sifat bebas,
yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misal : juang, temu, alir,
l,omba, tempur, jual, beli dan lainnya. Jadi setiap gabungan dengan pokok kata
merupakan kata majemuk. Misal gabungan kata dengan pokok kata: kolam renang,
pasukan tempur, medan tempur, lomba lari, jam kerja, tenaga kerja dan
lain-lain. Kata majemuk yang terdiri dari pokok kata semua, misal : terima
kasih, lomba lawak, tanya jawab, jual beli, simpan pinjam dan lain-lain
2. Unsur-unsurnya tidak mungkin
dipisahkan atau tidak mungkin diubah strukturnya.
Satuan kamar mandi merupakan kata majemuk karena tidak dapat
dipisahkan dengan satuan lain atau diubah strukturnya. Beda dengan orang mandi,
dapat dipisah dengan orang itu mandi, orang itu akan mandi dan lain-lain.Begitu
pula dengan anak buah dan anak orang. Anak orang dapat diubah strukturnya
menjadi anak kedua orang itu pandai-pandai. Begitu pula dengan meja kursi dan
kaki tangan. Meja kursi merupakan klausa bukan kata majemuk, karena dapat
dipisah dengan dan. Kaki tangan kalau sudah dipisah dalam kalimat bermakna
lain, kaki dan tangan. Contoh lain : orang tua, rakyat kecil, kamar gelap dan
lain-lain. Ada beberapa kata majemuk yang salah satu unsurnya merupakan morfem
unik (tidak dapat melekat dengan satuan lain. Contoh : simpang siur. Siur hanya
melekat pada simpang. Begitu pula sunyi senyap, gelap gulita, terang benderang,
Proses Morfofonemik
Mempelajari perubahan-perubahan
fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Ada tiga
proses morfofonemik.
1. Proses perubahan fonem
a. fonem
/N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila bentuk dasar awalnya
/p,b,f/ misal : meN +paksa menjadi memaksa peN + buat menjadi pembuat
meN + fitnah menjadi memfitnah
b. fonem
/N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ jika bertemu dengan fonem
/t,d,s,/ . contoh : meN+tulis menjadi menulis peN+dobrak menjadi mendobrak
meN+support menjadi mensupport.
c. fonem
/N/ pada morfem meN- dan peN menjadi /ň/ apabila bertemu dengan /s,ŝ,c,j/.
contoh : meN-+sapu menjadi menyapu peN- + cukur menjadi
/pәňcukur/meN + syukur menjadi /mәňsyukuri/
d. fonem
/N/ pada morfem meN- dan peN menjadi /ŋ/ apabila bertemu dengan /k,g,x,h, dan
vokal/. contoh : peN-+kacau menjadi pengacau meN-+ garis menjadi menggaris meN-+khayal
menjadi mengkhayal peN-+ uji menjadi penguji meN-+cat menjadi mengecat terdapat
perubahan dan penambahan. Di samping proses perubahan, juga terjadi proses
penambahan fonem /ә/
e.
fonem /r/ pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan menjadi /l/ contoh :
ber- + ajar menjadi belajar per- + ajar menjadi pelajar
2. Proses Penambahan Fonem
a. Penambahan fonem /ә/ . contoh :
meN- + bur menjadi mengebur peN-+las menjadi pengelas
b. Penambahan fonem /?/ apabila
bentuk dasarnya berakhir dengan vokal /a/. Kemudian penambahan /w/ apabila
bentuk dasar berakhir dengan /u,o,aw/ dan penambahan /y/ apabila bentuk
dasarnya berakhir dengan i, ay/ akibat bertemu dengan morfem –an, ke-an,
peN-an. Contoh : -an + terka menjadi terka?an ke-an + pulau menjadi
/kepulawuan/
peN-an+cuci menjadi /pencuciyan/
3. Proses Hilangnya Fonem
a. Hilangnya fonem /N/ pada meN- dan
peN- akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawal /l,r,y,w,dan nasal/. Misal
: meN+lerai menjadi melerai peN + ramal menjadi peramal
b. Hilangnya fonem/r/ pada morfem
ber-, per-, dan ter- sebagai akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawal
fonem /r/ dan suku pertamanya berakhir dengan /әr/.
contoh : ber-+rapat menjadi berapat ter- +rasa menjadi
terasa ter- + rebut menjadi terebut
c. Hilangnya fonem /p,t,s,k/ pada
awal morfem hilang akibat pertemuan morfem meN- dan peN-dengan bentuk dasar
yang berawal dengan fonem-fonem itu. Misal : meN-+paksa menjadi memaksa peN- +
karang menjadi pengarang.
Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem
/p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar tidak hilang, karena
fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks per- dan ter-. Demikian pula dengan menterjemahkan,
mensupply, mensurvey, mengkoordinir. Fonem-fonem /t, s, k/ tidak hilang
karena bentuk dasar kata-kata itu berasal dari asing yang masih mempertahankan
keasliannya.
Fungsi dan Makna :Afiksasi dan
Reduplikasi
a.
Afiks meN-
semua kata berafiks meN- termasuk
golongan kata verbal. Dengan demikian hanya memiliki satu fungsi saja, ialah
sebagai pembentuk kata verbal (kata yang pada tataran klausa cenderung
menduduki fungsi predikat, sedangkan pada tataran frase dapat dinegatifkan
dengan kata tidak.
Makna afiks meN- dalam penggunaan
bahasa :
1.
menyatakan makna suatu perbuatan
aktif transitif (perbuatan yang dilakukan oleh pelaku dan menuntut adanya
objek) apabila bentuk dasarnya berupa pokok kata. Seperti pada kata : menulis,
meresmikan, membaca, dan lain-lain.
2.
menyatakan makna seperti keadaan
yang tersebut pada bentuk dasar atau menyatakan makna proses. Misal : melebar :
menjadi lebar, menyempit : menjadi sempit
3.
menyatakan berbagai makna seperti
memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar, menjadi seperti pada bentuk dasar,
menuju ke tempat yang tersebut pada bentuk dasar dan lainnya. Contoh : menepi :
menuju ke tepi, membatu : menjadi seperti batu, merokok : menghisap rokok
b. afiks ber-, bermakna :
1. Menyatakan makna suatu perbuatan
yang aktif yang bentuk dasarnya kata kerja atau pokok kata. Contoh :
bersandar,bekerja, berlari
2. menyatakan makna dalam keadaan. Apabila bentuk
dasarnya berupa kata sifat Contoh : bergembira, berpadu, bersedih
3. menyatakan makna kumpulan yang terdiri dari
jumlah yang tersebut pada bentuk dasar, apabila bentuk dasarnya berupa kata
bilangan. Contoh : bertiga : kumpulan yang terdiri dari empat
4. menyatakan berbagai makna,
apabila bentuk dasarnya berupa kata nominal. Contoh : berbaju : memakai baju,
bersuara : mengeluarkan suara, berpenyakit : mempunyai penyakit.
c.
afiks di-
fungsinya membentuk kata kerja pasif
dan maknanya menyatakan makna suatu perbuatan yang pasif. Contoh : diambil :
dibuat ambil orang lain. Dilarikan : dibuat lari orang lain
d. afiks ter-
maknanya :
1. menyatakan makna aspek perfektif
(perbuatan /hal yang telah dilakukan). Contoh : terbagi, tersimpan.
2. menyatakan makna
ketidaksengajaan. Contoh : terpijak, tercoret, tersinggung
3. menyatakan makna ketiab-tibaan.
Contoh : teringat, terjatuh, tertidur
4. menyatakan makna kemungkinan.
Biasanya didahului oleh kata tidak atau tak. Contoh : tidak ternilai : tidak
dapat dinilai, tak terduga
5. menyatakan makna paling apabila
bentuk dasarnya berupa kata sifat. Contoh : tertinggi,terluas
Ada juga dalam dunia pengadilan,
seperti terdakwa, tertuduh,tersangka, terhukum. Sebenarnya hal tersebut
termasuk kata nominal, dimungkinkan hilangnya kata si pada si terdakwa, si
tersangka.
e. afiks peN- maknanya :
1. menyatakan makna yang pekerjaannya melakukan
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar/agentif. Contoh : pembaca : yang
(pekerjaannya) membaca, penari (yang menari)
2. menyatakan alat yang dipakai untuk melakukan
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh : pemotong : alat untuk
memotong, pengangkut : alat untuk mengangkut
3. menyatakan memiliki sifat yang tersebut pada
bentuk dasar. Contoh : pemalas : yang memiliki sifat pemalas
4.
menyatakan makna yang menyebabkan
adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh : pengeras : yang
menyebabkan jadi keras, penghalus : yang menyebabkan jadi halus
5.
menyatakan makna yang (pekerjaannya)
melakukan perbuatan berhubung dengan benda yang tersebut pada bentuk dasarnya.
Misal : penyair : yang (pekerjaannya) mencipta syair.
6.
f. afiks pe- fungsinya hanya sebagai pembentuk kata nominal. Afiks pe-
umumnya bertalian dengan kata kerja berafiks ber-, sedangkan afiks peN-
bertalian dengan kata kerja afiks meN-. Maknanya yang biasa/pekerjaan/gemar
melakukan pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar dan makna orang yang
(pekerjaannya) di…. Contoh : pejalan kaki, pegulat : yang pekerjaannya gemar
bergulat. Petatar : orang yang pekerjaannya ditatar, petugas : orang yang
pekerjaannya ditugaskan.
g. afiks per- fungsinya membentuk kata nominal dan yang berfungsi
membentuk pokok kata. Pada fungsi pertama hanya pada kata pelajar dan pertapa.
Sedangkan fungsi kedua, sebagai pokok kata mungkin berupa kata sifat :
perbesar,perluas. Mungkin berupa kata bilangan : persatu, pertiga. Mungkin
berupa kata nominal : peristeri, perbudak. Mungkin berupa pokok kata :
perhitungkan dari hitungkan dan perjuangkan dari juangkan.
Maknanya hanya menyatakan kausatif (membuat jadi). Contoh :
pertiga : membuat jadi tiga, perluas : membuat jadi lebih luas.
h. afiks se-. maknanya :
1. menyatakan makna satu. Contoh :
serombongan : satu rombongan, sehari : satu hari
2. menyatakan makna seluruh. Contoh
: sekampung, se Indonesia
3. menyatakan makna sama. Contoh :
segunung, sepanjang
i.afiks ke-. Afiks ke- berfungsi membentuk pokok kata. Maknanya :
1. manyatakan kumpulan yang terdiri
dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh : keempat : kumpulan yang
terdiri dari empat …, kedua.
2. menyatakan urutan. Contoh :
(bagian) ketiga, (meja) keempat
j. afiks para-.
maknanya hanya menyatakan makna banyak. Contoh : para
dermawan : dermawan-dermawan.
k. afiks maha-.
maknanya
menyatakan penyangatan. Contoh : mahaagung, mahasiswa.
l. afiks –kan. Maknanya :
1. menyatakan makna benefaktif
(perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan untuk orang lain.contoh:
membelikan, membacakan
2. menyatakan kausatif, yang dibagi
menjadi golongan :
·
menyebabkan(…) melakukan perbuatan
yang tersebut pada bentuk dasarnya . contoh : mendudukkan: menyebabkan duduk
·
menyebabkan (…)menjadi seperti pada
bentuk das arnya. Contoh : meninggikan,memajukan
·
menyebabkan (…) menganggap sebagai
apa yang tersebut pada bentuk dasar.contoh : mendewakan, menganaktirikan
·
membawa/memasukkan (…) ke tempat
yang tersebut pada bentuk dasar. Misal : memenjarakan, memojokkan
m. afiks –i.
maknanya :
1. menyakatan makna perbuatan
berulang-ulang. Contoh : memukuli, mencabuti
2. menyatakan makna memberi apa yang
tersebut pada bentuk dasar. Contoh : memagari, menggulai
3. objeknya menyatakan tempat.
Contohnya : menduduki, menanami.
4. menyatakan makna kausatif. Contoh
: mengotori, memanasi
n. afiks –an.
Berfungsi
membentuk kata nominal. Maknanya:
1. menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh : timbangan : alat untuk
menimbang, karangan : hasil mengarang.
2. menyatakan makna tiap-tiap. Misalnya :
mingguan, tahunan
3. menyatakan makna satuan yang terdiri dari apa
yang tersebut pada bentuk dasar. Contoh : meteran, ribuan
4.
menyatakan makna beberapa. Contoh : puluhan orang melakukan aksi demo
5. menyatakan makna sekitar. Contoh : tahun
60-an, 80-an
o. afiks –wan.
Afiks –wan hanya mempunyai satu
fungsi,ialah sebagai pemebntuk kata nominal. Maknanya :
1. menyatakan orang yang ahli dalam hal tersebut
pada bentuk dasar. Terjadi pada bentuk dasar yang tergolong kata nominal.
Contoh : negarawan yakni orang yang ahli dalam kenegaraan dan tugasnya
berhubungan dengan masalah kenegaraan. Tatabahasawan, sejarawan dan lain-lain.
2. menyatakan orang yang memiliki sifat yang
tersebut pada bentuk dasar. Biasanya yang melakat pada kata sifat. Contoh :
cendikiawan : orang yang cendikia Sosiawan : orang yang bersifat social
p. afiks ke-an. Fungsinya
membentuk kata nominal dan membentuk kata verbal, baik yang
termasuk golongan kata kerja maupun kata sifat. Maknanya :
1. menyatakan suatu abstraksi atau hal. Contoh :
kebaikan adalah hal baik
2. menyatakan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar. Missal :
kewanitaan, kehewanan, keduniaan dan lain-lain
3. menyatakan makna dapat dikenai perbuatan yang
tersebut pada bentuk dasar. Contoh : kelihatan adalah dapat dilihat, ketahuan
adalah dapat diketahui
4. menyatakan makna dalam keadaan
tertimpa akibat perbuatan, keadaan, atau hal yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh : kehujanan, kedinginan, kelaparan, kecurian
5. menyatakan makna tempat atau daerah. Misal :
kedutaan, kelurahan, kesultanan.
q. afiks peN-an.
Berfungsi membentuk kata nominal dan hasil nominalisasi dari
kata berafiks meN-. Maknanya :
1. menyatakan makna hal melakukan perbuatan yang
tersebut pada kata yang sejalan.
Contoh : pembacaan : hal membaca pendudukan : hal menduduki
2. menyatakan
cara. Misal : penyajian adalah cara menyajikan pengiriman : cara mengirimkan 3.
menyatakan makna hasil perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. misal :
penglihatan adalah hasil proses melihat, pendapatan, pengertian
4. menyatakan makna alat yang digunakan untuk
melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. misal : pendengaran :
alat untuk mendengar, penglihatan : alat untuk melihat
5. menyatakan makna tempat melakukan perbuatan
yang tersebut pada kata yang sejalan.
misal : pengadilan, pembuangan, pengasingan
r. afiks per-an.
Berfungsi membentuk kata nominal. Adapun maknanya sebagai
akibat pertemuan dengan bentuk dasar :
1. menyatakan makna perihal yang
tersebut pada bentuk dasar. Misal : perindustrian, persekolahan
2. menyatakan makna hal atau hasil.
Contoh : persekutuan (hal atau hasil bersekutu)
3. menyatakan makna tempat ialah
tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. Contoh :
peristirahatan, persembunyian
4. menyatakan makna daerah. misal :
perairan adalah daerah yang berupa atau terdiri dari air.
5. menyatakan makna berbagai-bagai.
Contoh:perbekalan, peralatan
s. afiks ber-an.
Fungsinya
sebagai pembentuk kata kerja.Maknanya :
1. menyatakan perbuatan yang
tersebut pada bentuk dasar dilakukan banyak pelaku. Contoh : bermunculan,
berjatuhan.
2. menyatakan pekerjaan berulang-ulang. Contoh :
berloncatan, berlompatan
3. menyatakan makna saling. Contoh :
bersentuhan adalah saling menyentuh, berkirim-kiriman
t. afiks se-nya.
Fungsinya membentuk kata keterangan dari kata sifat.
Maknanya bersifat superlatif. Contoh : sepenuh-penuhnya adalah tingkat penuh
yang paling tinggi, sedapat-dapatnya
Makna Proses Pengulangan
1. Menyatakan
makna banyak
Contoh : binatang-binatang = banyak
binatang
2. Menyatakan
makna banyak yang berhubungan dengan kata yang diterangkan.
Contoh : perumahan itu besar-besar. Mahasiswa itu
pandai-pandai
3. Menyatakan
makna tak bersyarat. Contoh : hujan-hujan saya tetap dating, duri-duri
diterjang
4.
Menyatakan makna menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar. Biasanya
pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks. Contoh : kuda-kudaan =
menyerupai kuda
5. Menyatakan
bahwa perbuatan yang berulang-ulang. Contoh : memukul-mukuk, berteriak-teriak
6. Menyatakan
bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan dengan enaknya,
santai, atau senangnya. Contoh : makan-makan, membaca-baca
7. Menyatakan
makna saling. Contoh : pukul-memukul, pandang-memandang, berkirim-kiriman
8. Menyatakan
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang tersebut pada bentuk dasar.
Misal : karang-mengarang = hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan mengarang.
9. Menyatakan
makna agak. Contoh : kemerah-merahan = agak merah
10. Menyatakan
makna tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh :sekuat-kuatnya
11. Selain
dari itu makna-makna tersebut, terdapat pengulangan yang sebenarnya tidak
mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan.
Kita bandingkan kata mengharapkan dengan mengharap-harapkan, membedakan dengan
membeda-bedakan.
SUMBER ACUAN:
Alwi,Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa
Kridalaksana,Harimurti dkk. 1985. Tata
Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia : Sintaksis.Jakarta
: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Parera,Jos Daniel.2007. Morfologi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ramlan. 1983. Morfologi: Suatu
Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta : CV. Karyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar